Jakarta, Otomania – Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dollar AS terus menggerus industri otomotif. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai produsen dan distributor mobil merek Daihatsu di Indonesia ikut merasakan sulitnya mengembangkan penjualan. Kendati demikian, merek Jepang itu bergeming dan belum ada rencana menaikkan harga.
Hal tersebut sempat diutarakan Sudirman MR, Presiden Direktur ADM, saat acara penyerahan 50 unit Gran Max untuk Dewan Masjid Indonesia, di Komplek Istiqlal, Jakarta, Selasa (8/9/2015). Dijelaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya terkena imbas di sisi produksi.
”Kan ada komponen impor yang membelinya pakai dollar. Rata-rata komponen impor (Daihatsu) 13 persen. Kami belum bisa menaikkan harga keran, kondisi (perekonomian) masih lemah. Justru kondisi saat ini kami berikan perangsang berupa diskon agar stok tidak menumpuk,” kata Sudirman.
Sudirman menambahkan, untuk menaikkan harga pihaknya tak bisa sendirian. Di lain pihak, produsen lain juga mengalami hal yang sama dan berusaha menahan harga. Jika Daihatsu merevisi harga sendirian sementara yang lain tidak, dikhawatirkan justru semakin memperparah keadaan.
”Jadi memang kami sekarang bertahan, melakukan efisiensi pabrik dengan cost reduction, karena kami menampung tenaga kerja yang banyak di sini,” kata Sudirman.
Bertahap
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra juga menambahkan, jika rupiah tidak turun di bawah Rp 14 ribu, dan mencapai batas atas toleransi, Daihatsu akan menaikkan harga jual, namun dilakukan bertahap.
”Kami akan menghitung kembali berapa kenaikan harga yang tidak berdampak kepada permintaan dan biasanya kita selalu (menaikkan) sedikit-sedikit. Walaupun jangka pendek rugi, tapi kami melihat jangka panjang,” ujar Amelia.