Lebih Intim dengan Nissan X-Trail "Hybrid"

Agung Kurniawan - Selasa, 8 September 2015 | 17:24 WIB

(Agung Kurniawan - )


Jakarta, Otomania - Punya predikat sebagai sport utility vehicle (SUV) terlaris di Jepang, membuat PT Nissan Motor Indonesia mencoba eksplorasi segmentasi konsumen X-Trail di Indonesia. Setelah diluncurkan September 2014 lalu, kini Nissan memboyong varian baru berteknologi hibrida. Bahkan, X-Trail Hybrid diklaim sebagai SUV berteknologi hibrida pertama yang dijual di Indonesia.

Saat ini, hanya beberapa model terbatas yang menawarkan teknologi hibrida, antara lain, Toyota Prius, Camry, dan Alphard. Dengan hadirnya X-Trail hibrida ini, maka lebih banyak pilihan mobil ramah lingkungan bagi konsumen di Indonesia.

Untuk mengenal lebih dekat seperti apa X-Trail ini, kami mendapat kesempatan mencoba kebolehan SUV menengah di showroom Infiniti, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Memang ruang dan waktu yang disediakan terbatas, tapi cukup untuk bisa lebih intim dengan jagoan baru Nissan ini.

Tampilan

Secara kasat mata, tampilan X-Trail hibrida tidak ada bedanya dengan versi mesin konvensional. Perbedaan utama hanya pada emblem khas mobil berteknologi hibrida yang melekat pada bagian belakang kanan kendaraan.

Secara penampilan eksetrior, X-Trail hibrida ini mirip dengan model reguler yang sudah lebih dulu dipasarkan di Indonesia. Wajah gagah dengan tambahan lampu LED yang menyala sepanjang hari (Daytime Running Light/DRL) terintegrasi dengan lampu utama. Lampu kabut di sisi bemper bawah memberikan kesan gagah khas SUV.

Masuk ke interior, X-Trail Hybrid mirip dengan varian tertinggi mesin konvensional. Jok dibalut kulit dengan sistem pengaturan elektrik. Warna hitam jok senada dengan warna dasbor dan doortrim. Aksen kayu menghias di panel tuas transmisi, serta headunit 2-DIN yang bisa diatur dengan sentuhan jari di lingkar kemudi. Instrument cluster memberikan informasi lengkap mengenai detail mobil, termasuk saat sedang berkendara dengan sumber tenaga listrik.

Sensasi

Masuk ke dalam kabin, injak rem, kemudian tekan tombol start/stop, mesin langsung menyala. Tak perlu repot-repot menyarungkan kunci ke lubang starter, kan sudah keyless entry! Lepas rem kaki, pindahkan tuas transmisi dari posisi "P" ke "D", lepas peda rem, dan jalan.

Sensasi utama yang paling terasa ketika pertama kali mengendarai X-Trail hibrida ini adalah suasana senyap. Kekedapan kabin sangat baik terjaga, dari kinerja getaran mesin MR20DD 2.0L Hybrid berpadu dengan Xtronic CVT dengan kopling ganda. Teknologi ini mampu mengatur distribusi tenaga baik dari motor listrik dan mesin bensin sesuai kebutuhan di jalan.

Ketika kami memutari pelataran parkir, injak pedal sedikit dalam, X-Trail Hibrida terasa cukup responsif. Ketika baterai terisi penuh, dalam kecepatan rendah sekitar 10-20 kpj, maka tanda EV menyala, menandakan mobil digerakkan oleh motor listrik.

Nissan mengklaim X-Trail hibrida ini punya efisiensi konsumsi dengan rata-rata 20 kpl. Meski efisien, tenaga yang dihasilkan masih tetap tinggi. X-Trail hibrida ini mampu menyemburkan daya 175,5 tk. Poin utama berupa mesin yang lebih syarat teknologi dan efisien bahan bakar, tentu menjadi daya tarik utama X-Trail ini.

Dari segi biaya operasional harian, tentu bakal lebih ringan bagi pemilik SUV menengah ini. Tapi, untuk menikmati ini, calon konsumen harus rela mengeluarkan dana lebih besar di awal, karena banderol varian hibrida ini berkisar Rp 600 jutaan, jauh dari varian termewah mesin konvensional, Rp 457,1 juta on the road Jakarta.