Pemugaran Sirkuit Sentul Butuh Ratusan Miliar Rupiah

Agung Kurniawan - Senin, 7 September 2015 | 13:01 WIB

(Agung Kurniawan - )


Sentul, Otomania - Mulai awal 2016, Sirkuit Sentul akan memulai rencana pemugaran total demi menjadi penyelenggara ajang balapan bergengsi MotoGP pada musim 2017. Guna melancarkan niatnya ini, fasilitas di Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini butuh dana sampai ratusan miliar rupiah.

Renovasi sirkuit dilakukan tidak tanggung-tanggung, bahkan manajemen Sentul sudah mengajak tiga calon arsitek sekaligus konsultan untuk melakukan pemugaran sirkuit. Ketiga ahli ini sudah terbiasa merancang sirkuit khusus MotoGP dan Formula 1 di beberapa negara ternama di dunia.

Tinton Soeprapto, Direktur Sirkuit Sentul mengatakan, pemugaran dilakukan agar fasilitas balap yang dimiliki Indonesia ini masuk dalam kategori grade 1, sesuai kewajiban organisasi penyelenggara balap MotoGP, Dorna. Renovasi yang dilakukan juga sifatnya menyeluruh, sehingga membutuhkan waktu cukup panjang, sampai satu tahun.

Tinton melanjutkan, beberapa bagian dan fasilitas pendukung sirkuit, seperti trek, paddock, dan ruangan pendukung harus dibangun ulang.

“Trek lurus tidak dirombak, tapi aspal, dan paddock dirombak. Bahkan paddock harus mundur delapan meter dari tempat sekarang ini berdiri,” kata Tinton di sela-sela Lamborghini Blancpain Super Trofeo yang berlangsung di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/9/2015).

Investasi

Supaya menjadikan sirkuit dengan 11 tikungan ini layak menyelenggarakan MotoGP maka dibutuhkan dana tidak sedikit. Dari hasi perhitungan yang dilakukan, biaya investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 200 miliar. Selain itu, sebagai penyelenggara Indonesia diwajibkan menandatangani kontrak dengan Dorna senilai 7 juta euro atau Rp 111,19 miliar.

“Dananya dari dukungan pemerintah dan para investor lainnya. Kita saat ini tinggal menghadap ke presiden (Jokowi) agar segera diterbitkan keputusannya," ucap Tinton.

Tinton berharap, dana yang dikucurkan untuk pemugaran Sentul tidak dianggap sebagai pemborosan, karena dari segi investasi dan nilai tambah, hasil yang dituai Indonesia bakal jauh lebih besar. "Bayangkan saja dalam satu tahun uang yang dikucurkan sudah bisa kembali dan tahun-tahun selanjutnya tinggal menikmati hasilnya,” ucap Tinton.