Jakarta, Otomania –Meski model baru sudah banyak diperkenalkan dan diperjual belikan, namun masih cukup banyak yang mempertahankan untuk menggunakan mobil BMW lansiran tahun 2005 ke bawah. Hobi, menjadi salah satu alasan mempertahankan kendaraan ini.
Namun, Yayan Sugiana, Service Advisor Masudah Motor bengkel spesialis BMW di Jalan Raden Inten II, Duren Sawit, Jakarta Timur mengatakan, setidaknya ada satu tipe BMW yang patut mendapat perhatian lebih, yaitu BMW E46 dengan mesin berjenis N42 keluaran tahun 2002 sampai 2004.
“Untuk mobil BMW jenis ini mesinnya cenderung rewel, ada beberapa part yang mudah mengalami kerusakan, jadi harus peka dan jangan pernah lengah. Karena takutnya kendala terjadi di tengah jalan, akan sangat merepotkan,” ujar Yayan, kepada Otomania, Selasa (1/9/2015).
Yayan mengatakan, setidaknya dalam 75.000 km sampai 100.000 km beberapa komponen mesin sudah harus diganti, kalau tidak maka kerusakan akan merambat. Maka dari itu, sebelum sampai pada angka kilometer tersebut, baiknya secara rutin memeriksakan kendaraan, sebulan atau sampai tiga bulan sekali.
“Memang kebanyakan jarang mobil BMW digunakan sehari-hari apalagi yang berusia cukup lama, namun perawatannya jangan sampai ditinggalkan, apalagi untuk tipe ini,” tutur Yayan.
Komponen yang sering mengalami kerusakan, lanjut Yayan diantaranya, cooler oli mesin yang mudah bocor, jika dibiarkan oli mesin bisa masuk ke ruang radiator. Kemudian alternator yang berfungsi mengisi kelistrikan pada aki kerap bermasalah.
“Alternator untuk jenis ini tidak bisa diperbaiki, jadi harus diganti baru, dan harganya cukup mahal sekitar Rp 3 juta,” kata Yayan.
Selain itu, komponen lain yaitu valvetronic yang biasanya bermasalah, sehingga membuat mobil kehilangan tenaga, dan biaya untuk ini bisa mencapai Rp 2 juta. “Maka dari itu, bagi pemilik kendaraan ini baiknya bisa care sama kondisi mobilnya, agar tidak terjadi kendala di jalan, dan kocek juga tidak dirogoh terlalu dalam,” ujar Yayan.