Jakarta, Otomania - "Don't judge a book by it's cover." Kutipan ini sepertinya cocok untuk menggambarkan sosok Ford Delux lansiran 1947 di zona Indonesia Builder, Indonesia International Motor Show (IIMS), di Kemayoran, Jakara Pusat. Meski terlihat angker karena hampir seluruh permukaan bodi berkarat, tapi mobil ini punya "Inner Beauty" yang pekat, lewat interior dan mesinnya yang sehat.
Memang, tampilan berkarat ala 'rusty hotrod' dengan tulisan Holiday pada bodi membuatnya cukup unik dilihat. "Dari awal kita ambil, mobilnya memang sudah begini, nggak ada yang diubah pada bodi, justru malah kita pertahankan," ucap Andy dari workshop Holiday kepada Otomania, (27/8/2015).
Mempertahankan bodi bukan berarti tidak mendapat peremajaan, karena mobil digunakan sehari-hari maka rombakan pun dilakukan. Hal utama yang digarap adalah interior, untuk menambah kenyamanan interior dirombak dan didaur ulang tapi tetap mempertahankan ciri klasiknya.
Bahkan agar lebih nyaman saran hiburan diperkaya dengan instalasi audio yang mampu memanjakan telinga. Begitu juga untuk baris kedua yang memiliki LCD 8 inci di kedua sisinya sebagai piranti entertainment penumpang.
Pembuatan dudukan bangku, jok, door trim, plafon, sampai beberapa aksesori yang akhirnya digunakan. Untuk dasbor depan dan baris kedua masih menggunakan basik lawasnya, tapi tetap sudah custom demi menjaga kenyaman serta menerapkan perangkat hiburan.
Selain interior, kaki-kaki juga menjadi fokus kedua. Mulai dari per, suspensi, roda, karet-karet, juga tuas kemudi semuanya dilepas dan diganti menggunakan barang aftermarket serta kanibal.
"Kita bangun mobil untuk bisa dipakai harian, bukan hanya untuk dipajang saat kontes. Kenyaman berkendara jadi yang nomor satu, terutama soal handling. Karena mobil lawas, jadi mau nggak mau menggunakan ragam barang aftermarket," ucapnya.
Bukan hanya intrior dan kaki, mengejar kenyamanan mesin enam silinder 4.0l bawaan aslinya juga dilakunga, caranya dengan menggantinya menggunakan mesin diesel 2.500 bertransmisi manual. Sayangnya Andi enggan menjawab menggunakan tipe mesin dan dan mobil apa yang digunakan.
"Tranmisi manual, tapi untuk mesin saya ngga bisa ngomongin, masih rahasia bengkel," ucapnya yang siap membawa mobil gengster ini ke Yogyakarta diacara Kustomfest Oktober mendatang.
Mempertahankan bodi bukan berarti tidak mendapat peremajaan, karena mobil digunakan sehari-hari maka rombakan pun dilakukan. Hal utama yang digarap adalah interior, untuk menambah kenyamanan interior dirombak dan didaur ulang tapi tetap mempertahankan ciri klasiknya.
Bahkan agar lebih nyaman saran hiburan diperkaya dengan instalasi audio yang mampu memanjakan telinga. Begitu juga untuk baris kedua yang memiliki LCD 8 inci di kedua sisinya sebagai piranti entertainment penumpang.
Pembuatan dudukan bangku, jok, door trim, plafon, sampai beberapa aksesori yang akhirnya digunakan. Untuk dasbor depan dan baris kedua masih menggunakan basik lawasnya, tapi tetap sudah custom demi menjaga kenyaman serta menerapkan perangkat hiburan.
Selain interior, kaki-kaki juga menjadi fokus kedua. Mulai dari per, suspensi, roda, karet-karet, juga tuas kemudi semuanya dilepas dan diganti menggunakan barang aftermarket serta kanibal.
"Kita bangun mobil untuk bisa dipakai harian, bukan hanya untuk dipajang saat kontes. Kenyaman berkendara jadi yang nomor satu, terutama soal handling. Karena mobil lawas, jadi mau nggak mau menggunakan ragam barang aftermarket," ucapnya.
Bukan hanya intrior dan kaki, mengejar kenyamanan mesin enam silinder 4.0l bawaan aslinya juga dilakunga, caranya dengan menggantinya menggunakan mesin diesel 2.500 bertransmisi manual. Sayangnya Andi enggan menjawab menggunakan tipe mesin dan dan mobil apa yang digunakan.
"Tranmisi manual, tapi untuk mesin saya ngga bisa ngomongin, masih rahasia bengkel," ucapnya yang siap membawa mobil gengster ini ke Yogyakarta diacara Kustomfest Oktober mendatang.