Tarif SPG Ini Rp 2,5 Juta untuk Satu Sesi

Ghulam Muhammad Nayazri - Minggu, 23 Agustus 2015 | 10:15 WIB

(Ghulam Muhammad Nayazri - )


Jakarta, Otomania
— Kehadiran para wanita dalam pameran otomotif tampaknya sudah menjadi hal wajib. Orang-orang biasa menyebutnya sales promotion girl (SPG), meski ternyata mereka hanya mejeng, dan tidak ikut menjual kendaraan kepada konsumen.

Ada SPG yang hanya mengenakan pakaian biasa sesuai dengan konsep booth, tetapi ada juga yang berani tampil dengan berbusana minim dan seksi. Salah satunya yaitu Winda yang ditemui di booth Audioworkshop di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015.

Sudah sejak lama dia wira-wiri di dunia permodelan. Sebelumnya, Winda pernah menjadi model FHM dan Sooperboy, tetapi kali ini dirinya memilih untuk jalan sendiri. Ini memang sudah jadi profesi dari Winda, seorang wanita berusia 23 tahun.

“Sebelumnya saya di FHM dan Sooperboy, tapi saat ini sendirian saja. Untuk tarifnya per sesi Rp 1,5 juta sampai Rp 4 juta, per sesi itu biasanya selama empat jam,” ujar Winda saat ditemui Otomania, Sabtu (22/8/2015).

"Ngamar"

Wanita berparas menggoda dan bertubuh seksi ini tidak sekali atau dua kali ditawari untuk ngamar dengan pengunjung-pengunjung genit. Bahkan, selain diminta nomor ponsel, Winda juga beberapa kali dimintai nomor rekening dan dikirimi uang.

“Iya, mereka minta nomor rekening, ya saya kasih saja. Eh, benar saja dikirimkan uang, kemudian mereka menelepon dan SMS minta ditemani minum-minum kopi bilangnya, padahal sih minta yang lain pasti, saya tidak ladeni saja. Tapi lumayan dapat uang transferannya,” ucap Winda.

Mahasiswi

Sementara lokasi lain di booth sepeda motor Honda Big Bike, seorang wanita dengan latar belakang pendidikan teknik industri di salah satu universitas terkemuka di Jakarta rela berdiri selama delapan jam untuk mendapatkan Rp 500.000 setiap harinya. Selain itu, dia juga datang jauh dari rumahnya di Bekasi ke BSD di Tangerang setiap hari selama pameran berlangsung.

“Ini lagi liburan kok, jadi bisa sekalian cari tambahan dan pengalaman. Pakaian yang digunakan juga masih sopan, jadi tidak apa-apa. Maka dari itu, tidak ada yang ganggu-ganggu,” kata Susana.

Sama seperti Susana, Maria dari booth Nissan juga masih mengenyam pendidikan, tetapi di jurusan public relation. Pekerjaan sampingan ini sudah cukup biasa dilakukan. Bayaran Rp 700.000 per shift membuat dirinya merasa senang, meski harus berdiri cukup lama.

“Sudah sering ikut-ikut seperti ini dan lumayan uangnya untuk tambahan-tambahan yang lain. Adik juga masih kuliah, jadi mungkin bisa untuk tambahan," ujar Maria.