Sebelumnya, GM Indonesia sudah memastikan kalau stok unit Spin “aman” sampai akhir tahun. Meski begitu tidak disebutkan jumlah stok sekaligus sampai kapan pesanan unit masih dibuka.
Jika keputusan produsen mobil terbesar di Amerika Serikat ini menghentikan pemasaran Spin, maka sia-sia investasi miliaran dollar AS yang sudah dikucurkan ke Indonesia. Apalagi kendaraan "people mover" ini diklaim mendapat sentuhan khusus agar bisa sesuai dengan karakter konsumen Indonesia.
Opsi kedua, adalah tetap memasarkan Spin tetapi mengandalkan pasokan dari negara lain, artinya diimpor utuh (completely built up/CBU). Selain Indonesia, Brasil merupakan negara kedua yang memproduksi Spin di dunia. Namun, GM sepertinya membuka opsi lain untuk mengalihkan produksi Spin dari Indonesia ke India.
Presiden Direktur GM Indonesia Gaurav Gupta, yang baru menjabat, di Jakarta, Jumat (7/8/2015), mengatakan, produksi Spin sedang diriset untuk dipindahkan ke India. “Produksi Spin di India mulai 2017,” katanya, seperti dikutip dari KompasOtomotif.
Meski begitu tetap saja tidak ada jawaban pasti tentang pasokan unit Spin untuk dalam negeri. “Masa depan (Spin) untuk Indonesia masih dibicarakan,” ucap Gaurav.
Sangat logis jika melihat apa yang dilakukan GM untuk mengalihkan produksi ke India. Biaya produksi di India jauh lebih kompetitif ketimbang Indonesia. Buktinya, mobil termurah pertama di dunia, lahir di negara ini.
Selain itu, India punya perjanjian kerja sama ekonomi dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Artinya, mobil-mobil CBU yang diimpor dari negeri sari akan menikmati pajak bea masuk yang lebih rendah ketimbang normal.
Pasalnya, kalau mengimpor CBU dari Brasil, Spin akan terjerat regulasi baru Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132 Tahun 2015, tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor. Berkat peraturan ini, semua impor kendaraan CBU akan terbebani pajak bea masuk 50 persen, naik dari sebelumnya 40 persen. Tentu, beban ini tak berpihak pada Spin yang bermain di segmen kendaraan multi guna (multipurpose vehicle) level bawah, yang sensitif terhadap harga.
Opsi impor CBU dari India jauh lebih masuk akal. Jadi jangan kaget, kalau mulai 2016, Chevrolet Spin akan berstatus CBU India. Mungkin ini salah satu penyebabnya juga, mengapa pimpinan tertinggi perusahaannya juga warga negara India.