Ketika Otomania berbincang dengan Margono Tanuwijaya, Direktur Pemasara AHM mengatakan, segmen baru ini sengaja diciptakan untuk Sonic 150R. Disebut segmen Light Sport, karena Sonic sudah banyak dibekali beberapa kelengkapan sepeda motor sport, antara
lain kopling, transmisi, dan radiator dengan kipas otomatis.
"Kami menyebutnya Sonic sebagai produk Light Sport, karena memang sudah layak disebut sebagai sepeda motor sport," ujar Margono.
Padahal, jika mengacu Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) di mana Honda juga terikat sebagai anggota, Suzuki Satria FU masuk kategori bebek berkubikasi 150 cc. Artinya, AISI juga akan menganggap Sonic 150R sebagai di segmen yang sama, menyatu dengan rival lainnya, yakni Yamaha MX-King 150.
Masuknya Sonic 150R ke dalam segmen bebek juga bukan tanpa argumentasi. Secara struktur sasis, ayam jago Honda ini menggunakan rangka model underbone sama seperti model sepeda motor bebek pada umumnya. Komposisi rangka pada satu kesatuan komponen sepeda motor, bisa mencapai 30-40 persen konstruksi. Tapi, tetap ada perbedannya.
"Kalau nanti di data AISI (Sonic) masuk kategori bebek yang tidak masalah, kami tetap menyebutnya sebagai segmen Light Sport," kata Margono.
Bebek sport seperti Sonic, Satria, dan MX-King sudah dibekali beberapa keunggulan sepeda motor sport, seperti yang disampaikan pihak Honda sebelumnya.
Keputusan AHM menciptakan segmen "light sport" untuk Sonic sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan. Hal serupa sudah dilakukan ketika Honda memasarkan CS-1, di mana sepeda motor berdesain unik ini disebut sebagai sepeda motor sport.
Lantas mana yang benar? Mau disebut bebek atau Light Sport, kedua pendapat tidak ada yang salah. Masing-masing pihak punya argumentasi yang bisa dipertanggung jawabkan.