Jakarta, Otomania – Pihak Kawasaki Motor Indonesia (KMI) berharap banyak pada model terbarunya D-Tracker yang baru diluncurkan di Jakarta, Senin (3/7/2015). Selain disiapkan untuk menjadi trend setter baru sepeda motor bergaya "super moto", KMI juga berusaha menyelamatkan D-Tracker dari kepunahan karena masih menggunakan sistem asupan bahan bakar lewat karburator.
Pada model D-Tracker lawas, Kawasaki masih belum bisa memenuhi standar emisi Euro III yang mulari berlaku Agustus 2015. Namun, berakat pengembangan di divisi riset perusahaan, akhirnya sepeda motor ini bisa lolos, meski tetap mempertahankan "karbu".
“Sebelumnya D-Tracker memiliki ban kecil, jadi agak lucu dan sedikit kurang macho, dan beberpa pemiliki D-Tracker 150 ada yang merubah ukuran bannya. Jadi karena itu kita keluarkan model terbaru ini. Selain itu juga dari segi standar mesin, D-Tracker terbaru sudah lulus emisi Euro III,” ujar Michael C Tanadhi Deputy Head Sales Departement Marketing and Sales Division KMI, di Jakarta, Senin (3/8/2015).
Agar bisa lolos Euro III, jelas Michael, tidak memilih mengganti dengan sistem injeksi, tapi lewat sedikit pengembangan di katalisator dan setting-an karburator.
“Untuk detailnya belum dipublikasikan oleh bagian Research and Development Kawasaki, tapi yang pasti perubahan terjadi pada katalisator dan penyetelan karburator,” ujar Michael.
Selain itu, opsi tidak memilih sistem injeksi dilakukan pihak KMI untuk menghindari meledaknya biaya produksi. Kalau ini terjadi, ujungnya banderol akan terkerek sehingga menjadi beban baru bagi konsumen yang mau membelinya.
“Karena untuk mengejar low cost maintenance, akhirnya kita bertahan dengan mesin karburtor. Selain itu, alasan yang juga tidak kalah penting yaitu pecinta sepeda motor seperti ini, kalau mesinnya sulit untuk dimodifikasi akan segan untuk dibeli. Namun jika masih karburator mereka akan senang, karena masih bisa dikorek-korek mesinnya,” ujar Michael.