Ford Everest Ditawarkan dalam Dua Pilihan untuk Indonesia

Agung Kurniawan - Sabtu, 1 Agustus 2015 | 12:13 WIB

(Agung Kurniawan - )

Chiang Rai, Otomania - PT Ford Motor Indonesia (FMI) sudah memastikan akan meluncurkan generasi terbaru Everest di pameran otomotif nasional di Jakarta, akhir bulan ini. Sport utilty vehicle (SUV) menengah ini rencananya akan ditawarkan dalam dua pilihan varian, Everest 2.2 liter 4x2 dan Everest 3.2 liter 4x4.

Keduanya jagoan baru Ford ini dibekali mesin baru, diesel Duratorq dengan klaim kelebihan efisiensi bahan bakar tapi tetap performa tinggi. Everest akan diimpor secara utuh (completely built up/CBU) langsung dari Thailand.

"Model yang sedang kita coba di sini (Thailand) adalah model yang akan kami jual di Indonesia. Tidak ada pengurangan spek, apa yang ada di sini, itulah nanti yang bakal meluncur. Soal harga belum bisa saya informasikan sekarang," jelas Bagus Susanto, Managing Director PT FMI, saat test drive All-New Everest di Chiang Rai, Thailand, Kamis (30/7/2015).
 
Bagus menerangkan, dua model Everest tersebut membidik konsumen yang berbeda. Model 2.2 liter untuk konsumen yang mencari SUV dengan kemampuan dan teknologi tinggi, tapi digunakan sebagai kendaraan harian yang masih mengutamakan efisiensi bahan bakar. Sedangkan tipe 3.3 liter untuk mereka yang benar-benar mencari kendaraan berkemampuan off-road.

Everest terbaru ini dirancang secara menyeluruh dengan daya tahan lingkungan yang paling tidak ramah. Punya desain body on frame, dengan teknologi penggerak mumpuni seperti sistem four-wheel drive cerdas, transfer case aktif dengan Torque on Demand, Terrarin Management System, dan ground clearance tinggi (225 mm).
 
"Model 2.2 liter memang kami tujukan buat para eksekutif yang mencari kendaraan berkelas, tapi tetap irit bahan bakar. Sedangkan 3.2 liter tentu saja buat para penghobi off-road, yang mencari SUV tangguh bertenaga besar, teknologi tinggi, namun tetap punya efisiensi yang baik. Everest sudah diuji di wilayah ekstrem dunia seperti daerah dengan suhu paling dingin dan panas, sampai jalanan tertinggi di dunia, di Pegunungan Himalaya, Everest," kata Bagus, menjelaskan.