Studio Berjalan Suzuki Ertiga

Stanly Ravel - Selasa, 21 Juli 2015 | 09:05 WIB

(Stanly Ravel - )


Jakarta, Otomania - Bagi pecinta audio, penampilan eksterior mobil menjadi nomor dua. Yang terpenting adalah kualitas suara serta sajian estetika dari interiornya.

Hal ini yang dituangkan Rochim untuk Suzuki Ertiga kesayangannya. Berbekal kecintaanya terhadap dunia audio, konsep Sound Quality Load diterapkan lengkap beserta sajian hiburan dan kosmetik yang menjadikan kabin mobil layaknya sebuah lounge.

"Mobil ini dibangun memang untuk mobil demo, jarang digunakan untuk harian karena itu sekalian dimodifikasi juga interiornya," ujar Rochim kepada Otomania, awal Juli lalu.

Head unit bawan standar diganti dengan keluaran Pioneer AVH 8650 DVD sebagai jantung utama audio. Untuk memperkuat karakteristik suara loud di disematkan speaker three way Cubiq RS 6.1" di bagian depan, speaker Harmonic Drive 6" di bagian belakang, serta speaker fullrange Domination ESF51 di bagian tengah lengkap dengan dua buah subwoofer Alpine SWR-12 d4.

Untuk memaksimalkan tenaga dari signal suara dan sinyal sound audio ke speaker, Rochim juga turut mengaplikasi power serta monoblock keluaran Harmonic plus prosesor Alpine PX4-H 701. Alhasil, suara cukup kuat dan lebih berkualitas ketika keluar.

Executive Lounge

Didapuk sebagai mobil demo, membuat Rochim terus memaksimalkan modifikasi audionya. Hal ini dilanjutkan dengan merombak habis ruang di baris kedua dan ketiga untuk membangun in car entertainment, yang bisa memanjakan penumpang dengan piranti hiburan layaknya studio berjalan.

Interior beralih fungsi menjadi sebuah lounge. TV LCD 22 inci serta sofa yang dibentuk khusus menyesuaikan ruang baris ketiga. Disini merupakan salah satu pengerjaan yang cukup sulit.

"Untuk sofa itu bikin sendiri. Mulai dari mengukur ruang sampai buat dudukan langsung di tukang las. Dudukan tanpa melakukan proses bor pada bodi dan lainnya, jadi tidak merusak bodi asli," ucapnya.


90 Juta

Waktu pengerjaan, lanjutanya, hampir dua minggu. Kalau soal biaya kira-kira hampir Rp 90 jutaan. Paling mahal itu yang soal audionya. Sedangakan pengerjaan tersulit saat merombak interiornya.

"Sebenarnya untuk harian ini mobil juga enak, tapi karena peruntukan demo workshop jadi jarang keluar. Untuk Aki juga ini belum diganti masih menggunakan standar. Tapi memang lebih berat penggunaannya, pasti umur juga tidak seawet kelistrikan standar," ujar Rochim yang juga owner dari CAS Audio di MGK lantai 5.