Seperti yang disampaikan oleh Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC) saat memberikan tips dan trik mudik aman serta materi safety driving bagi komunitas Daihatsu di Jakarta, Senin (13/7/2015) yang akan melakukan perjalanan mudik.
"Bila memutuskan berkendara siang hari, usahakan kondisi fit. Jika tidak fit, cukup berbahaya karena menyangkut daya tahan tubuh yang membuat risiko berkendara makin tinggi," ucap Marcell.
Memastikan kondisi badan fit, meski tengah berpuasa bisa dilakukan. Salah satunya dengan menjaga waktu tidur yang cukup sebelum perjalanan mudik. Dengan demikian tingkat kewaspadaan serta konsentrasi berkendara akan lebih optimal.
Menurut Marcell, ada lima resiko mengemudi saat kondisi badan tengah tidak fit. Mulai dari waktu reaksi semakin lambat, persepsi spasial memburuk, ketidaksabaran psikologis, kelelahan dan mengantuk akibat perubahan jam tidur, serta kurang berhati-hati terutama menjelang waktu berbuka.
"Waspada ketika sore hari, karena intensitas cahaya mulai redup terutama menjelang magrib yang membuat pandangan sekitar terkesan flat. Mata kita sedang adjusting dari intensitas cahaya yang besar tiba-tiba menurun," ucapnya.
Power Nap
Kurangnya jam tidur berdampak buruk pada daya pandang, selain itu godaan kantuk juga menjadi penyebab kecelakaan terbesar yang sering terjadi.
Jika mengemudi, lanjut Marcell, setelah tidak tidur selama 17 jam, kurang lebih memiliki risiko kecelakaan yang setara dengan mengemudikan kendaraan dengan pengaruh 0,05 persen kadar alkohol dalam darahnya (Blood Alcohol Concentration/BAC). Sedangkan tidak tidur hingga 24 jam, kemungkinan kecelakaan meningkat atau sama dengan pengemudi dengan BAC sebesar 0,10 persen.
"Usahakan melakukan tidur singkat dan bertenaga atau power nap setelah berkendara dua sampai empat jam. Dengan melakukan hal itu ketika bangun badan lebih segar, dan bisa kembali fokus saat berkendara," ucap Marcell.