Jakarta, Otomania - Bunyi mesin ngelitik (knocking) sebaiknya jangan dianggap remeh. Selain menyebabkan akselerasi lemot, gejala tersebut bisa menyebabkan turun mesin setengah (top overhaul).
Wakil Kepala Bengkel Plaza Toyota Saiful Anwar mengatakan, hal ini banyak terjadi pada mobil matik dibandingkan mobil bertransmisi manual. Kondisi mesin seperti ini disebabkan oleh ruang bakar atau kepala silinder yang dipenuhi kerak karbon yang menumpuk. Hal itu terjadi karena pembakaran yang kurang sempurna.
"Ada sisa-sisa bahan bakar yang tidak terpakai sempurnya, karena adanya ketidakselarasan antara asupan bahan bakar, pembakaran serta bukaan throttle. Dan setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan mesin seperti itu," ujar Saiful, Selasa (7/7/2015).
1. Cara berkendara
Khusus untuk pengguna mobil matik, sering kali menarik gas secara spontan dimaksudkan untuk mendapat tarikan. Padahal sebenarnya untuk kendaraan jenis ini, akselerasi saat meberi tekanan pada pedal gas harus diurut pelan, tidak dengan spontan. Sedangkan untuk manual, disebabkan karena kendaraan terlalu sering melaju pelan bahkan pada gigi 4 dan 5 dengan kecepatan 50 kpj. Kondisi tersebut menyebabkan mesin yang seharusnya membakar satu liter bensin, namun yang terpakai hanya setengah dan sisanya mengendap.
"Kejadian ini biasanya banyak dialami kendaraan matik, dan penyebab yang pertama adalah cara berkendara. Seperti tarikan belum respon kita terus ngegas, dan ini yang menyebabkan bahan bakar yang dimasukkan ke ruang bakar berlebihan, sehingga banyak yang tersisa dan mengendap," ujar Saiful.
2. Pemilihan bahan bakar
Jika bahan bakar yang mengendap memiliki nilai oktan rendah atau kotor, maka kondisi mobil ngelitik semakin cepat dibanding dengan bahan bakar beroktan tinggi. Jadi pilihlah bahan bakar dengan nilai oktan sesuai dengan spesifikasi mesin. Rata-rata mobil yang diproduksi setelah 2005 sudah wajib menggunakan oktan di atas 92. Meski sedikit lebih mahal, karena bisa membuat mesin mobil lebih awet.
3. Saringan pompa bensin
Bagian ini secara berkala harus di cek bahkan diganti jika perlu. Apalagi bagi pemilik kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan di bawah 90. Dikhawatirkan piranti ini tidak lagi sanggup menyaring kotoran sehingga masuk ke ruang bakar.
"Mobil yang ngelitik, jika semakin parah maka harus dilakukan over haul , dan biaya jasanya mencapai Rp 3 juta, sedangkan jika harus ada penggantian-penggantian seal-seal bisa mencapai Rp 5 juta atau bahkan Rp 7 juta," ujar saiful