Ngantuk Saat Berkendara, Obatnya Tidur

Stanly Ravel - Sabtu, 4 Juli 2015 | 10:20 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Kelelahan dalam berkendara bisa berakibat cukup fatal. Bahkan risiko mengalami kecelakaan meningkat 20 kali lipat lebih besar, dibandingkan pengendara yang sehat.

"Kelelahan bisa disebabkan oleh tiga faktor, yaitu tidur, kerja, dan kesehatan. Hal ini cukup fatal, bahkan bisa mempengaruhi turunnya kemampuan berkendara," ujar Rifat Sungkar, Pembalap Nasional, dalam siaran persnya (3/7/2015).

Terkadang orang pun tak sadar ketika mengemudi dan mengalami gejala kelelahan. Faktor kurangnya waktu tidur mempengaruhi fisik seseorang saat berkendara, juga kurangnya waktu tidur dalam waktu yang panjang atau sudah lebih dari 17 jam.

Faktor kerja dinilai mempengaruhi apabila terlalu lama tanpa waktu beristirahat. Sedangakan kesehatan, lebih dengan kondisi badan apakah kurang sehat ketika berkendara atau sedang mengkonsumsi obat–obatan dari dokter.

Hal ini berakibat fatal, dengan hilangnya kewaspadan pengendara tidak dapat merespon atau bergerak dengan cepat ketika dalam keadaan darurat.

Sedangkan rasa kantuk bahkan sampai tertidur ketika mengemudi menjadi salah satu biang penyebab beberapa kecelakaan tunggal. Pengendara tidak dapat mengontrol atau mengambil keputusan dengan tepat sebelum terjadi tabrakan.

"Solusinya cuma satu, tidur yang cukup dan istirahat. Tujuh setengah jam merupakan waktu yang harus digunakan untuk tidur dan istirahat. Jika kurang tidur, harus lebih meningkatkan kewaspadaan dan lebih berhati-hati. Selain itu, asupan makanan yang cukup dan tidak berlebihan juga membantu mengatasi kelelahan," ucap pendiri dari Rifat Drive Labs ini.