Menganalisis Strategi Bebek "Ayam Jago" Honda (bagian 2)

Agung Kurniawan - Jumat, 26 Juni 2015 | 13:06 WIB

(Agung Kurniawan - )

Jakarta, Otomania - Penurunan penjualan bebek low end andalan Honda tentu mengusik keberlangsungan bisnis AHM sebagai penguasa pasar sepeda motor bebek di Indonesia. Pihak AHM menyadari kalau gejolak perekonomian Indonesia ini paling berpengaruh pada daya beli masyarakat kalangan bawah, penurunan penjualan Revo jadi bukti otentiknya.

Selain itu, produsen sekaligus pemasar merek sepeda motor terlaris di Indonesia ini juga memperhatikan kalau pasar bebek premium di kelas 150 cc ada potensi besar. Peluang ini bukan sekedar melihat Suzuki Satria FU yang bermain di segmen ini sendirian, tapi daya tahan konsumen terhadap kondisi daya beli yang tengah menurun saat ini.

"Memang penjualan di segmen atas, seperti Vario 150 cenderung tidak banyak berpengaruh. Ada pengaruhnya, tapi relatif kecil," ucap Margono.

Lewat penjelasan ini, artinya model K56 menjadi semacam penyelamat pasar bebek bagi Honda. Ke depan, tentu potensi pasar bebek "ayam jago" ini semakin menjanjikan, apalagi ketika daya beli mulai pulih dan perekonomian Indonesia kembali stabil.

Pihak AHM dikabarkan akan mengandalkan mesin serupa dengan CB150R dan CBR150R, 150cc, dua silinder, DOHC. Namun, sasis sepeda motor ini diyakini akan menggunakan tipe baru. Penyesuaian tenaga yang dihasilkan akan disesuaikan dengan karakter bebek yang cenderung lebih banyak dipergunakan di daerah perkotaan. Beberapa gambar komponen si penerus CS-1 ini juga sudah bocor di internet dalam beberapa bulan terakhir.

Menariknya lagi, AHM juga sudah mendaftarkan Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) kode baru Y3B02R17L0 MT di Dispenda DKI jakarta. Kode ini diduga kuat merupakan calon "Satria FU Killer" dengan banderol NJKB Rp 14,9 juta (off the road).

"Soal model baru, tunggu saja, sebentar lagi kita informasikan," kata Margono, menutup pembicaraan.

Tamat


Baca Juga: Menganalisis Strategi Bebek "Ayam Jago" Honda