Jakarta, Otomania - Memang, kondisi jalan yang banyak berkelok seperti pada daerah pegunungan relatif lebih berbahaya dibanding dengan kondisi jalan lurus dan rata. Namun siapa sangka, justru kecelakaan malah banyak terjadi pada kondisi jalan yang mulus dan tidak banyak berkelok.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Bintarto Agung, Presiden Direktur Indonesia Defensive Driving Center, saat dihubungi Otomania, Minggu (21/6/2015).
"Kecelakaan banyak terjadi pada jalan yang lurus, dan jalan yang sudah biasa dilewati, karena mind set pengendara pada jalan yang lurus dan rata dianggap mudah, apalagi jalan tersebut sudah dirasa sering dilewati dan hafal," ujar Bintarto.
Dengan demikian, lanjut Bintarto, tanpa disadari empat faktor yang wajib dimiliki pengemudi kendaraan akan diabaikan, sehingga ketika ada situasi yang mendadak muncul reaksi akan lambat dilakukan, sehingga potensi kecelakaan akan lebih besar.
"Kondisi jalan seperti itu akan membuat pengemudi berkurang kesadarannya (less awareness), pengendara akan berkurang kewaspadaannya (less alertness), menganggap ringan kondisi jalan (lack of correct mental attitude) dan akan menurun drastis konsentrasi berkendara saat itu, berakibat tidak dapat merespon keadaan dengan antisipasi yang benar (lack of correct anticipation)," jelas Bintarto.
Jadi bagaimanapun kondisi jalan yang akan dilalui, jalan yang lurus, panjang dan rata, maupun jalan yang berkelok, pengendara harus tetap waspada. Harus sadar sepenuhnya, berkonsentrasi secara terus menerus (continues concentration), meningkatkan kewaspadaan, dan selalu berpikir positif (proper attitude). Sehingga dapat merespon keadaan darurat dengan memberikan reaksi dan antisipasi yang baik dan tepat.