Jangan Ada Diskriminasi pada Diskon Tarif Tol

Stanly Ravel - Senin, 22 Juni 2015 | 07:37 WIB

(Stanly Ravel - )

Jakarta, Otomania - Rencana rekayasa atau diskon tarif tol menjelang Lebaran yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo menjadi keuntungan tersendiri bagi pemudik tahun ini. Namun, ada pihak lain yang menuntut pemerintah agar tidak melakukan diskriminasi dari kebijakan ini.

"Pemotongan tarif tol hanya akan dinikmati oleh pengguna pribadi, supaya adil mudah-mudahan pemerintah juga melakukan hal yang sama untuk kendaraan umum, bahkan kalau bisa kendaraan umum gratis saja sekalian," ujar Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, dalam dialog Teras Kita : Mengurai Keruwetan Arus Mudik, di Jakarta, Sabtu (20//62015).

Lebih lanjut Danang mengatakan, tingkat penurunan penggunaan transportasi umum, khususnya bus di musim mudik tahun ini cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya satu persen.

"Tahun ini fenomena penggunaan angkutan umum atau bis turun sampai 5,68 persen, artinya akan banyak pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini tak lepas juga dari kebijakan mobil murah yang diterapkan oleh pemerintah," ucap Danang.

Melihat dari kondisi ini maka upaya mengurai kemacetan justru terlihat tidak efektif, karena malah akan memicu kepadatan lalu lintas. Bahkan, situasi terburuk bisa terjadi, salah satunya dampak bertambahnya jumlah kecelakaan di jalan, serta meruginya para pengusaha angkutan umum.

Hal senada juga dilantunkan oleh Adrianto Djokosoetono, Ketua Umum DPP Organda Indonesia. "Kita berupaya untuk membuat para konsumen kita nyaman dengan angkutan umum, tapi dengan tingginya pemudik yang memilih menggunakan mobil pribadi, kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Harus ada kerja sama yang baik dengan pemerintah untuk mencari solusinya," ujar Adrianto, menjelaskan.

Baca Juga : Jelang Mudik, Tarif Tol Lebih Murah