Menanggapi hal ini, Hudaya Arryanto, Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya (PT LMS), perusahaan yang mengelola tol tersebut, mengatakan, kecelakaan lebih dikarenakan faktor kondisi fisik pengendara. Mereka cenderung memaksakan diri mengemudi dalam kondisi lelah.
"Dari beberapa kecelakaan, faktor penyebab utamanya dikarenakan kondisi fisik pengendara, seperti lelah dan mengantuk. Ini terjadi saat malam sampai subuh, terutama untuk jalur dari arah Palimanan ke Cikopo," ujar Hudaya kepada Otomania, di Cikopo, Kamis (18/6/2015).
Faktor kelelahan, menurut dia, menjadi penyebab utama, selain dari struktur jalan yang mulus dan lengang sehingga mengundang pengendara untuk melaju dengan kecepatan tinggi. "Kami benar-benar mengimbau setiap pengendara yang melintasi Cipali untuk selalu waspada, jaga batas kecepatan, dan berkendara dengan disiplin. Jangan memaksa berkendara kalau lelah," ucap Hudaya.
"Sebelum masuk tol ini, orang sudah melakukan perjalanan jauh berkilo-kilometer terlebih dahulu. Seperti yang dari Palimanan, mungkin mereka sudah mengemudi berjam-jam, ada yang dari Jawa Tengah atau Surabaya. Setelah kami coba telusuri, kebanyakan kecelakaan tunggal. Namun, bukan hak kami untuk mengklaim kalau itu human error," kata Hudaya lagi.
Tewas
Dari keterangan lebih lanjut, kecelakaan sudah terjadi lebih dari satu kali, bahkan dikabarkan sudah menelan dua korban jiwa dalam waktu hampir sepekan.
"Sudah ada beberapa kecelakaan sejak Senin lalu, ada yang meninggal di lokasi dan sebagian luka-luka. Rata-rata, yang lewat mengebut karena banyak jalur mulus, tetapi kecelakaan lebih sering karena lelah, mungkin karena treknya yang lurus dan panjang," ungkap salah seorang petugas di Pintu Tol Palimanan.
Insiden pertama, satu penumpang mobil boks tewas pada Senin (15/6/2015). Selanjutnya, penumpang Toyota Avanza tewas pada Kamis (18/6/2015) dini hari setelah kendaraan tersebut hilang kendali dan menabrak truk lalu masuk ke dalam parit.