Jakarta, Otomania - Sebagai salah satu raksasa industri otomotif roda empat, Toyota Motor Manufacture Indonesia (TMMIN) tak hanya merakit mobil untuk kebutuhan lokal. Wakil Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang di Indonesia ini juga sudah ditunjuk menjadi basis produksi beberapa produk unggulan untuk memenuhi kebutuhan pasar global lewat ekspor.
Berbagai jenis kendaraan, mulai dari sedan, kendaraan multi guna (multi purpose vehicle/MPV), dan Sport Utility Vehicle (SUV) buatan Indonesia hasil diproduksi TMMIN sukses diserap negara tetangga dan telah diakui kualitasnya. Tapi bagaimana sih proses pengiriman produk-produk TMMIN dari pabrik menunju negara tujuan ekspor, simak penelusuran Otomania langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (10/6/2015).
Setiap proses wajib melalui tahapan pengecekan atau quality control yang bertubi-tubi. TMMIN semaksimal mungkin menjaga kualitas dari produk yang akan diekspor. Mulai saat keluar dari pabrik, masuk ke area panampungan semetara di Karawang Common Yard PDC, sampai proses pengiriman ke Pelabuhan Tanjung Priok dengan car carrier.
"Intinya ditiap proses selalu ada pengecekan kendaraan yang akan dikirim. Sampai pelabuhan hand over kendaraan dan masuk ke penampungan sementara juga ada pengecekan lagi, bahkan sampai saat akan loading masuk ke kapal dan hand over lagi tetap dilakukan pengecekan. Ini semua sudah ada standarnya," ujar General Manager External Affairs Division TMMIN, Teguh Trihono kepada Otomania, Rabu (10/6/2015).
Pentingnya pengecekan semata-mata dilakukan untuk menjaga unit yang akan dikirim. Dengan pemeriksaan secara visual untuk memastikan bahwa kendaraan tidak ada cacat sampai masuk ke kapal bahkan sampai tujuan.
"Standarisasi kita adalah tidak menerima cacat, tidak bikin cacat dan tidak meneruskan cacat," ucapnya yang menjelaskan bahwa bila terjadi cacat maka barang akan diproses lagi untuk penanganan lebih lanjut.
Ritme
Bukan hanya proses pengecekan saja, ritme alur pengaturan mobil yang akan diekspor juga tak luput diperhatikan agar unit yang akan dieksport bisa berjalan tepat waktu.
"Kita sudah ada jadwal pengiriman, ritmenya kita perhatikan. List pengiriman unit apa, ke negara mana serta diler mana juga sudah ada," ujarnya.
Hal ini dilakukan bukan hanya untuk menghindari tarif progresif dengan lamanya unit menginap, tapi lebih ke arah untuk menjaga pelabuhan tidak menjadi sarana penumpukan.