Jakarta, Otomania - Pelemahan pertumbuhan ekonomi nasional, berimbas pada kendurnya kondisi bisnis industri mobil di tanah air. Para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dipaksa merevisi target penjualan tahun ini dan mendapat tekanan tetap berjualan. Situasi ini berujung pada langkah agresif lewat promo dan diskon sampai puluhan juta rupiah.
Jika coba diiperluas efeknya, kondisi sulit tersebut ternyata juga berhasil mengobrak-abrik pasar mobil bekas. Meski secara kasat mata terjadi peningkatan volume penjualan, namun harga mobil bekas yang dijual menyesuaiakan kondisi harga mobil baru.
"Memantau kondisi harga produk baru kendaraan roda empat harus dilakukan, untuk bisa ikut merevisi harga dan melakukan koordinasi dengan rekanan, khususnya leasing untuk merencanakan pemberian promo-promo khusus," ujar Halomoan Fischer General Mangaer Mobil88 kepada Otomania, Minggu (7/6/2015).
Fischer menambahkan, bahwa efek tersebut membawa imbas besar pada mobkas yang usianya di bawah lima sampai tujuh tahun. Penyesuaian harga mobil bekas terhadap mobil baru sudah menjadi keharusan, agar konsumen mobil bekas tidak lompat ke produk baru. Artinya, aksi perang diskon ATPM sudah merembes sampai ke pebisnis mobkas.
"Memang dalam kondisi ini, yang lebih lebih terpukul adalah produk yang rentang jaraknya tidak terlalu jauh, tahun keluaran 2010 sampai 2014. Misalnya jika harga mobil baru turun Rp 15 juta, mau tidak mau kita harus mengikuti nominal tersebut, tapi tetap memperhitungkan untung rugi pastinya," ujar Fischer.
Kesulitan
Lebih dari itu, Nurfitri Yanuarsyah Reginoal Manager Bagian Barat Mobil88 menambahkan, sulitnya industri pada pasar mobil baru berimbas pada penyediaan barang di dealer mobil bekas. Karena bagaimanapun asal stok mobil bekas berasal dari mobil baru yang sudah dijual oleh penggunanya.
"Kelangkaan tersebut akhirnya berpengaruh terhadap harga pasar setiap unit di Mobil88. Semakin ramai stok mobil bekas di garasi membuat harga penjualan per unit turun, sedangkan jika sepi maka harga akan kembali dinaikkan. Maka dari itu kami sangat concern dengan terus memperhatikan kondisi pasar mobil baru, agar bisa bertahan," ujar Arsyah.