Meski kapasitas lebih kecil, Wrangler tidak bisa dipandang sebelah mata kemampuannya. Mulai dari jalan aspal, sampai medan tanah, semuanya dilahap habis tanpa kompromi. Tapi, sebelum lebih jauh membahas kemampuanya, kita kupas dulu tampilan luar-dalamnya.
Dari sisi ekterior mobil dengan banderol Rp 945 juta off the road Jakarta ini masih menurunkan ciri khas pendahulunya. Karakter paling kental adalah tampilan bulat lampu depan beserta tujuh slot gril yang selalu menjadi ikon Jeep sepanjang masa.
Masuk ke sisi interior, tampilannya mengabungkan paduan antara kesan modern dan retro. Hal ini pun sudah terlihat ketika pertama kali menjajal masuk ke dalam kabin.
Kisi-kisi pendingin udara di dalam kabin didesain dengan bentuk bulat, sedangkan ornamen klasik ditunjukan dengan paduan warna coklat dan hitam. Penunjang lain diperlihatkan dari emblem di pegangan tangan pada konsul penyimpanan penumpang yang bertuliskan keberadaan Jeep sejak 1941.
Sentuhan mewah terasa dari teknologi Uconnect, berupa piranti hiburan head unit dengan layar sentuh 6,5 inci dan sembilan speaker tersebar di seluruh kabin. Suara yang dihasilkan di dalam ruangan cukup memanjakan telinga, baik untuk penumpang depan atau belakang. Kemudahan untuk mengakses berbagai fitur juga ditunjukan melalui tombol-tombol fungsi yang melekat pada gagang kemudi, seperti audio, cruise control, dan masih banyak lagi .
Duduk di balik kemudi atau penumpang depan, kabin terasa cukup lapang, sehingga posisi duduk cukup nyaman. Tapi, ketika duduk di bangku baris kedua, kenyamanan harus berkurang. Apalagi, di saat bangku depan dimundurkan, ruang kaki semakin sempit.
Harga yang relatif tingga juga tidak termasuk metode pengaturan jok jadi lebih modern, artinya pengendara dan penumpang masih harus mengatur jok secara manual. Selesai dengan eksterior dan interior, tinggal tunggu ulasan berikutnya mengenai performa mesin Pentastar 3.0L, di artikel selanjutnya.
Masuk ke sisi interior, tampilannya mengabungkan paduan antara kesan modern dan retro. Hal ini pun sudah terlihat ketika pertama kali menjajal masuk ke dalam kabin.
Kisi-kisi pendingin udara di dalam kabin didesain dengan bentuk bulat, sedangkan ornamen klasik ditunjukan dengan paduan warna coklat dan hitam. Penunjang lain diperlihatkan dari emblem di pegangan tangan pada konsul penyimpanan penumpang yang bertuliskan keberadaan Jeep sejak 1941.
Sentuhan mewah terasa dari teknologi Uconnect, berupa piranti hiburan head unit dengan layar sentuh 6,5 inci dan sembilan speaker tersebar di seluruh kabin. Suara yang dihasilkan di dalam ruangan cukup memanjakan telinga, baik untuk penumpang depan atau belakang. Kemudahan untuk mengakses berbagai fitur juga ditunjukan melalui tombol-tombol fungsi yang melekat pada gagang kemudi, seperti audio, cruise control, dan masih banyak lagi .
Duduk di balik kemudi atau penumpang depan, kabin terasa cukup lapang, sehingga posisi duduk cukup nyaman. Tapi, ketika duduk di bangku baris kedua, kenyamanan harus berkurang. Apalagi, di saat bangku depan dimundurkan, ruang kaki semakin sempit.
Harga yang relatif tingga juga tidak termasuk metode pengaturan jok jadi lebih modern, artinya pengendara dan penumpang masih harus mengatur jok secara manual. Selesai dengan eksterior dan interior, tinggal tunggu ulasan berikutnya mengenai performa mesin Pentastar 3.0L, di artikel selanjutnya.