Tren Aliran "Mods" dari Pencinta Skuter

Ghulam Muhammad Nayazri - Minggu, 24 Mei 2015 | 11:06 WIB

(Ghulam Muhammad Nayazri - )


Jakarta, Otomania
 — Semakin menjamurnya berbagai macam skuter di pasar sepeda motor Tanah Air otomatis membuat pengendaranya menunjukkan eksistensi. Nah, dari sekian tren, ada aliran mods di kalangan pencinta skuter.


Ada beberapa ciri khas dasar yang perlu diperhatikan bagi pengguna skuter, jika ingin bisa disebut sebagai mods. Salah satu yang diutamakan adalah menjadi pusat perhatian, tetapi dalam makna yang positif. Untuk itu, aliran ini memiliki gaya tampilan skuter yang khas dan pastinya bikin orang nengok.


Ketua Lambreta Club Indonesia (LCI) Pramono Prakoso mengatakan bahwa ciri khas yang kentara dari skuter mods adalah kondisi bodi yang selalu klimis, rapi, dan mulus. Selain itu, ada banyak aksesori yang ditempel, seperti kaca spion dan lampu yang dipasang lebih dari satu pada bagian depan.


"Untuk jadi mods, bebas menggunakan Lambretta ataupun Vespa. Yang sudah menjadi kewajiban adalah tampilan skuter yang kinclong dan enak dilihat. Lalu, yang sudah menjadi ikon adalah banyaknya lampu dan kaca spion yang dipasang. Menrut salah satu cerita, hal tersebut digunakan untuk meledek polisi karena pada kala itu peraturan mengharuskan penggunaan spion dan lampu, jadi sekalian aja yang dipasang banyak, tidak hanya satu," ujar pria yang akrab disapa Piam ini kepada Otomania, Sabtu (23/5/2015).


Piam mengatakan, banyak yang salah kaprah dan terlalu mudah menganggap dirinya mods, padahal belum sama sekali. Mereka yang berada dalam subculture ini bukan hanya memiliki skuter, melainkan juga menunjukkannya melalui gaya hidup, khususnya dalam cara berpakaian.


"Basic rules dari karakteristik mods harus dipahami. Selain tampilan skuter, juga tampilan sang pengendara. Enggak bisa lu cuma pakai celana pendek aja," kata Piam.


Pada dasarnya, lanjut Piam, gaya berpakaian mods terlihat pintar dan rapi. Ciri yang saat ini umum digunakan adalah gaya dari tahun 1970-an, dengan memakai kaus berkerah yang pas dengan badan, bisa pakai merek Fred Perry, Ben Sherman, kemudian celana panjang digulung sedikit di bagian bawah, dan boots merek Dr Martens, Clarks, dan sepatu model loafers. Tak ketinggalan, mereka memakai parka.

"(Gaya berpakaian) kami bisa dibilang smart dress, tampilan yang memperlihatkan bahwa kami bukan orang sembarangan. Meski berasal dari kelas menengah, kami bisa loh jadi pusat perhatian, dan tidak kalah dengan golongan kelas atas yang mengendarai BMW seri baru atau mobil mewah lainnya," ujar Piam.