Pajero Sport Dakar yang memiliki bobot 1.965 kg, mampu menyelesaikan tes akselerasi 0-100 kpj yang dilakukan oleh Auto Bild Indonesia, mampu mencapai angka 10,7 detik. Capaian tersebut melesatkan Pajero dalam posisi tiga besar.
Besarnya bobot SUV asal Jepang ini malah memberikan keuntungan saat melakukan sprint. Empat roda lebih menapak dan terhindar dari gejala overspin yang membuatnya tak kehilangan banyak momentum saat berakselerasi.
Ketika tes derek mobil sepanjang 100 meter, tanpa banyak kesulitan Pajero masuk ke posisi dua dengan perolehan waktu 9,2 detik. Meski mulus dalam beberapa tes, tetap saja ada kendala yang dialaminya apalagi saat melakukan perjalanan panjang guna mengetahui konsumsi bahan bakar.
Mengusung bobot hampir 2 ton, bukan perkara mudah buat melibas jalur tanjakan. Butuh menekan pedal gas lebih dalam untuk memancing tenaga ekstra agar laju mobil tetap bertahan.
Ini harus ditebus dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang menyentuh angka 13,64 liter untuk mencapai arak 157,49 km. Bila dikonversikan konsumsi rata-rata yang didapat mencapai 11,56 kpl.
Dari opini yang didapat, memang kelebihan soal tenaga tak perlu diragukan lagi. Tapi tetap ada beberapa faktor yang menjadi kelemahan. Antara lain adalah teknolgi yang dianggap belum secanggih model lain, sampai sasis yang dianggap terlalu berat hingga berimbas pada penggunaan BBM yang lebih boros.