Perhatikan Ini Sebelum Ganti "Head Unit"

Aris F Harvenda - Senin, 4 Mei 2015 | 10:35 WIB

(Aris F Harvenda - )

Jakarta, Otomania – Kurang sreg dengan head unit (HU) bawaan standar mobil, atau kurangbisa menikmati kualitas suara yang dihasilkan? Biasanya hal itu kerap dijadikan alasan untuk mengganti HU. Padahal, faktor penyebabnya banyak, mulai dari instalasi, kualitas speaker, hingga penataan komponen.

”Tapi kalau alasannya supaya HU semakin pintar, itu layak dilakukan,” ujar Sutomo, instalator SN Audio di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.  Pintar yang dimaksud seperti, HU standar cuma single DIN lalu diganti 2DIN. Atau dulu tidak bisa touchscreen dan Bluetooth, atau sekaligus terintegrasi dengan GPS. 

Sutomo memberi arahan bahwa mengganti HU tidak bisa sembarangan. Apalagi sekarang banyak mobil yang sistem audionya terintegrasi dengan komputer, setir, dan dashboard. Mencopotnya butuh ketelitian ekstra agar tidak mengganggu sistem komputer mobil. ”Biasanya yang susah mobil-mobil Eropa mewah. Saran saya jangan kalau bukan paketan,” terangnya.

Dijelaskan, dalam sistem terintegrasi banyak sistem lain. Misal, sensor tekanan angin ban, suhu, konsumsi bahan bakar, dan sebagainya. Jika sistem audionya diganti, kerja sistem lainnya akan terpengaruh dan kemungkinan besar error. Paling riskan, kalau pemasangan kabel tidak sesuai sistem kelistrikan, dikhawatirkan timbul korsleting dan menyebabkan mobil terbakar.

Mobil Jepang

Beda dengan beberapa mobil merek Jepang keluaran baru seperti Honda CR-V, Nissan March, Suzuki Ertiga, dengan HU yang terintegrasi sistem komputer. ”Kalau mobil-mobil Jepang tidak terlalu rumit. Pasang HU dan sistem audio aftermarket masih bisa meskipun terintegrasi,” urai Sutomo.

Misalnya, pengabelan yang termasuk mudah ”diurut” dan kebanyakan plug and play. Sistem pengoperasian audio lewat tombol pada setir tetap bisa dan tampilan pada MID tidak terpengaruh. Harganya bervariasi, mulai Rp 3 juta tergantung jenis mobil dan merek HU.

Ganti ”frame”

Perhatikan juga ukuran. Jika HU yang terintegrasi harus membongkar dasbor, mau tak mau pemilik mobil membelikan frame yang cocok dengan HU baru. Tapi alangkah baiknya kalau HU baru berspesifikasi fit OEM alias berukuran sama.

”Kalau bisa, pilih yang fitur konektivitas output-nya memiliki RCA untuk front, rear, dan subwoofer. Kalau suatu saat ingin meningkatkan kualitas suara lebih baik, tidak perlu lagi mengganti HU. Minimal punya 2 RCA output dan fitur equalizer,” jelas Sutomo.