Faktor pendukung lain yang menjadi pemicu adalah kebutuhan perusahaan untuk mengontrol setiap kendaraan operasional. Kondisi keamanan (banyaknya pencurian) yang dinilai semakin merajalela juga membuat GPS tracker (pelacak) semakin dibutuhkan.
”Tren sedang ’gila’. Pemasangnya bukan cuma perusahaan pada mobil operasional, tren pemakaian untuk kendaraan pribadi justru berkembang lebih pesat. Kalau dilihat dari data kami sendiri, prosentasenya 60:40, lebih banyak untuk penggunaan pribadi,” ujar Alamsyah, Head of Bussiness Development PT Super Spring, produsen GPS, seperti dilansir KompasOtomotif beberapa waktu lalu.
Garansi kelistrikan
Ditambahkan, pertumbuhan penggunaan alat ini mencapai 25 persen dalam setahun terakhir. Ketika perekonomian semakin baik, banyak perusahaan bermunculan. Sementara itu, bisnis perlu pengawasan.
”Di ranah korporasi, GPS tracker menjadi kebutuhan primer. Kalau individual, jadi kebutuhan sekunder. Misalnya bisnis ekspedisi, ketepatan waktu mempunyai nilai jual cukup tinggi, begitu juga dengan keamanan dan kejujuran pegawai,” kata Alamsyah.
Menariknya, pertumbuhan paling cepat justru ada pada pengguna pribadi. Alamsyah menjelaskan, bahkan banyak pengguna mobil yang rela kehilangan garansi kelistrikan untuk memasang alat ini.
”Ketika seseorang menilai keamanan lebih penting, mereka berani ambil keputusan ini meski ada di segmen tertentu. Tapi semua menjadi pilihan konsumen, karena ada beberapa fitur pada alat pelacak yang tidak diaktifkan agar tidak menghilangkan garansi,” terang Alamsyah.