Jangan Terlalu Percaya Hasil Tes BBM dari Laboratorium

Aris F Harvenda - Jumat, 17 April 2015 | 10:01 WIB

(Aris F Harvenda - )

Brussels, Otomania - Laboratorium kerap dijadikan tempat menguji seberapa irit konsumsi bahan bakar dan seberapa bersih emisi gas buang mobil baru. Salah satu alasannya adalah kalibrasi, mampu menguji semua jenis kendaraan dengan proses yang benar-benar sama. 

Namun, cara tersebut dinilai kalangan regulator di Uni Eropa terkesan curang. Karena rata-rata konsumsi BBM atau emisi gas buang yang dihasilkan di jalan raya kerap tidak sesuai dengan hasil tes di laboratorium. Kini, pihak berwenang Uni Eropa tengah menyiapkan daftar peraturan baru, berupa kewajiban pengujian kendaraan di jalan umum.

Para peneliti di Uni Eropa menunjukkan kalau hasil tes di laboratorium berpotensi melenceng sepertiga dari nilai yang dihasilkan. Sejak September 2013, Uni Eropa menyatakan berniat menerapkan tes lebih ketat untuk mencapai tingkat konsumsi BBM dan emisi yang lebih akurat. Tetapi, rencana ini sudah mulai menuai kecaman dari para pabrikan otomotif.

Salah seorang pejabat di Uni Eropa yang memilih tidak disebutkan namanya mengatakan, proposal peraturan pengetesan baru sudah disiapkan terbit akhir tahun ini. Tapi, butuh dukungan dari negara-negara anggota Uni Eropa jika mau diterapkan jadi regulasi baru.

Sumber itu melanjutkan, kadar nitrogen oksida pada emisi gas buang adalah item yang paling banyak salah perhitungan atau tidak sinkron antara hasil laboratorium dengan kondisi nyata. Kandungan gas ini juga menjadi salah satu penyebab utama penyakit paru-paru dan mempercepat kematian manusia.

"Dalam kondisi nyata, kami melihat kandungan nitrogen oksida ternyata lebih tinggi dari hasil tes, naik 4 atau lima level dan kemungkinan bisa lebih tinggi lagi," jelas sumber itu.