Jakarta, Otomania – Kopling keras jelas jadi gangguan bagi pengguna mobil bertransmisi manual. Apalagi ketika kondisi lalu lintas macet. Kaki kiri berpotensi pegal, terutama pada persendian seperti lutut dan pergelangan. Menjadi berbahaya karena konsentrasi sedikit terkuras akibat rasa capek.
”Sebenarnya berat tidaknya tekanan pedal kopling tergantung jenis kendaraan juga. Pada mobil-mobil besar, sengaja disetel berat supaya kopling tidak selip untuk menggiring bobot yang sangat berat. Misalnya truk dan bus. Tapi untuk mobil perkotaan, seharusnya ringan,” jelas Marzuki, mekanik Embrio Cars, bengkel spesialis mobil built up di Kalimalang, Jakarta Timur.
Ada beberapa penyebab, tapi paling banyak ditemui karena kurang perawatan dan perilaku mengemudi yang salah dalam memperlakukan kopling. ”Gampangnya, kalau mobil ada footrest, dimanfaatkan saja. Jangan meletakkan kaki di atas pedal kopling selama mobil berjalan, karena akan mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling,” tergas Marzuki.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi beratnya injakan kopling:
1. Matahari (cover clutch) sudah uzur, sehingga pegas (per) penekan pelat kopling sudah ”mati” atau tidak ngeper. Kalau semua bagian di kopling dalam kondisi baik dapat dipastikan injakan tidak terlalu berat.
2. Leher kopling (release bearing) dan pilot bearing rusak, menimbulkan ketidaknyamanan salah satunya berat ketika diinjak.
3. Jika dari hari ke hari terasa makin keras, bisa jadi kampas kopling mulai aus.
4. Tidak benar dalam menggunakan kopling. Misalnya, menginjak dan melepas kopling secara kasar. Bila sering dilekukan, pelat/piringan kopling terhadap roda gila akan terasa lebih keras dan mempercepat keausan sistem kopling.
5. Keringnya pelumasan pada komponen kopling seperti release bearing, atau dudukan luncur release bearing dan per matahari.
Solusi:
1. Mengganti satu set kopling. Biayanya memang cukup mahal, namun gejala keras dipastikan hilang.
2. Jika penyebabnya adalah kurangnya pelumasan, semprotkan anti karat pada dudukan luncur melalui karet boot pada fork kopling.
3. Mengantisipasi dengan menggunakan kopling secara benar:
- Selalu menggunakan gigi satu untuk start, karena jika menggunakan gigi di atasnya, kopling akan dibebani secara berlebihan dan mempercepat keausan.
- Menetralkan tuas transmisi jika berhenti.
- Tidak melakukan ”setengah kopling” saat menanjak. Ini mempercepat kerusakan sistem kopling. Mesin sering terasa bergetar sehingga membuat fungsi karet penahan mesin (engine mounting) juga bisa terganggu. ”Sebaiknya gunakan rem tangan untuk menahan kendaraan ketika sedang antri di tanjakan,” urai Marzuki.
- Tidak meletakkan kaki di atas pedal kopling sepanjang mengemudi.