Penelitian berdasarkan survei terhadap 1.500 pengemudi di Inggris itu melibatkan beragam usia dan latar belakang. Hasilnya cukup mengejutkan, 24 persen dari responden mengaku suka mengkhayal ketika berada di ruang kemudi.
Kondisi terburuk ditemukan pada pengemudi muda, usia 18-24 tahun, 50 persen dari mereka mengaku tidak konsentrasi 100 persen pada jalan. Malah 30 persen mengkhayal. Hanya 73 persen pengemudi usia 65 tahun ke atas berkonsentrasi penuh. Sebaliknya, 47 persen pengemudi usia 24-34 tahun tidak konsentrasi.
Padat
Setidaknya, 22 persen mengatakan, kepadatan kota menyebabkan mereka sulit berkonsentrasi. Saat tidak berkonsentrasi penuh, 21 persen di antara mereka mengaku memikirkan apa yang akan dilakukan bila sampai di tempat tujuan. Sementara, 21 persen mengatakan selalu memikirkan anggota keluarga, teman dan hubungan spesial dengan orang lain.
"Tanda seseorang tidak konsentrasi di jalan, antara lain salah belok atau tidak jadi belok padahal sudah menyalakan lampu sein. Hal tersebut berarti kurang konsentrasi dan berujung dengan kecelakaan. Jarang konsumen mengaku dengan jujur bahwa dirinya tidak konsentrasi di jalan kepada polisi dan perusahaan asuransi," beber Simon Best, Kepala Eksekutif IAM yang dilansir VisorDown beberapa waktu silam.
Hasil studi di atas menunjukkan kondisi umum yang terjadi pada pengemudi khususnya generasi muda. Perhatian mereka bisa saja beralih, namun harus tetap aman. "Kuncinya, membangun pengalaman sebanyak mungkin saat belajar mengemudi dan meningkatkan kualitas keahlian wajib dilakukan," ujar Best.