Pedagang sepeda motor bekas di Jl Basuki Rahmat, Cipinang, Jakarta Timur, Fauzi Thalib mengatakan, tinggi-rendahnya harga jual kembali dipengaruhi oleh permintaan. Maksudnya, jika satu merek atau model sepi peminat, dipastikan harga jualnya turun drastis.
Dicontohkan, sepeda motor Suzuki sebagai salah satu merek yang susah dijual kembali. Hampir semua model tertimpa fenomena ini, lantaran penjualan mdoel barunya juga tak begitu kencang. ”Kecuali Satria, semua Suzuki jarang yang mencari sekennya. Bebek, matik, atau sport,” papar Fauzi, (7/10/2014).
Fauzi memaparkan, jika dibandingkan antara Smash Titan di tahun yang sama dengan Honda Absolute Revo, beda harganya bisa Rp 2-3 juta. Atau Suzuki Hayate 125 dengan Vario Techno 125, bedanya ”bumi-langit” di tahun yang sama bisa beda Rp 4-5 juta.
Di deretan sepeda motor Honda, muncul nama CS-1 sebagai sepeda motor yang susah dilego. Ali Muchtar, pengelola toko sepeda motor bekas Cahya Motor di Rawa Belong, Jakarta Barat, mengatakan bahwa model ini sudah sangat susah dijual.
”Barangnya jarang, tapi sekalinya ada, susah dijual lagi. Harganya dipukul rata, mau satu, dua atau lima tahun pun tak sampai Rp 9 juta,” terang Ali.
Bebek matik yang pernah dijual Honda dan Yamaha juga masuk dalam kategori sepeda motor susah dijual kembali. Mereka adalah Honda Revo AT dan Yamaha Lexam. Beberapa merek yang tak populer seperti Piaggio atau merek-merek Eropa lain juga dipastikan turun harga drastis.
”Tapi kalau bebek matik dan sepeda motor Eropa antara tidak laku dan unik. Ada juga yang mencari dengan harga tinggi karena ingin punya. Ya untung-untungan saja,” tukas Ali.