Hasil Penyiksaan Mazda2 Diuji 24 Jam Tanpa Henti

Aris F Harvenda - Kamis, 12 Maret 2015 | 17:16 WIB

(Aris F Harvenda - )

Jakarta, Otomania - Mazda Indonesia menggelar tes All-New Mazda2 24 jam tanpa henti secara estafet oleh 30 jurnalis dalam All-New Mazda2 24HRS Take and Go!, 4-5 Februari 2015 di Jakarta.

Seperti yang dikatakan Presiden Direktur Mazda Motor Indonesia (MMI), Keizo Okue, tes tersebut bermaksud untuk mengembalikan kesenangan berkendara di dalam kota sesuai dengan nuansa ”Be Alive” yang diusung Mazda.

”Perjalanan ini bukan menentukan siapa yang terbaik, tetapi kami ingin agar esensi ’Be Alive’ bisa dirasakan langsung para peserta yang mengendarai All-New Mazda2. Kegiatan ini kembali menegaskan komitmen kami memberikan pengalaman berkendara yang tidak terlupakan,” tegas Okue San di sela-sela acara test drive.

Hasil perjalanan

MMI menyediakan lima mobil untuk dikendarai oleh lima grup yang masing-masing beranggotakan lima orang. Secara bergantian, mobil dikendarai untuk mencari titik-titik yang ditentukan dan mencoba pengalaman baru bersama All-New Mazda2, selama 24 jam tanpa mematikan mesin.

Sebelum berbicara fitur yang memberikan kesenangan berkendara, salah satu esensi ”Be Alive” yang diusung Mazda dan perlu diperhatikan adalah performa mobil. Rata-rata lima grup menempuh jarak di atas 360 km. Grup yang diikuti KompasOtomotif sendiri menempuh jarak 392,9 km.

Tidak ada faktor yang mengganggu selama perjalanan, mobil berjalan sesuai keinginan tanpa lelah. Kondisi dan situasi jalanan Jakarta yang beragam menjadi tantangan tersendiri. Alhasil, untuk menyelesaikan misi, performa mobil untuk digeber sangat mumpuni.

Menyandang Full Skyactiv Technology, bukan halangan untuk membuat All-New Mazda2 sebagai mobil penurut. Kenyamanan suspensi dikombinasi performa mesin dan transmisi yang di atas rata-rata, membuat perjalanan tidak sebegitu melelahkan.

Konsumsi bahan bakar

Konsumsi bahan bakar bukan menjadi misi yang ingin dicapai dalam agenda kali ini. Kendati demikian, angka yang diperoleh cukup menarik. Perlu diketahui, semua peserta dalam tantangan ini harus berpacu melawan waktu untuk mengejar sejumlah titik.

Alhasil, perilaku mengemudi cenderung agresif meski tetap memperhatikan norma dan peraturan di jalan. Dengan kondisi itu, Astrid Ariani Wijana, Senior Marketing Manager MMI mengatakan usai menutup acara, rata-rata konsumsi bahan bakar mencapai 11 kpl.

Dikatakannya, beberapa tim ada di atas angka itu, ada juga yang berada di bawahnya. Pengemudian agresif di tengah kemacetan dengan angka konsumsi bahan bakar 11 kpl terbilang sangat efisien. Bisa dibayangkan, saat dikemudikan secara eco driving di dalam kota, angkanya diperkirakan mencapai 13-15 kpl.